Tradisi 'Selapanan' di Yogyakarta dalam Suasana Ramadhan

Tradisi ‘Selapanan’ di Yogyakarta dalam Suasana Ramadhan

Mengenal Istilah Selapanan

‘Selapanan’ merupakan perayaan yang dilakukan pada hari kedelapan (selapan) setelah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Di Yogyakarta, tradisi ini diwarnai dengan beragam kegiatan yang dipersiapkan dengan penuh cinta dan kebersamaan.

Salah satu ciri khas ‘Selapanan’ di Yogyakarta adalah santunan yang disebut “Jamu Selapanan”. Jamu ini disajikan kepada keluarga, tetangga, dan tamu yang datang sebagai ungkapan syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Santunan ini juga menjadi wujud kepedulian dan kebersamaan antarwarga yang sangat dihargai dalam budaya Jawa.

Selain itu, ‘Selapanan’ di Yogyakarta juga dimeriahkan dengan kegiatan keagamaan, seperti pengajian, dzikir, dan pembacaan shalawat. Hal ini dilakukan untuk mempererat hubungan spiritual dengan Nabi Muhammad SAW dan meneguhkan keyakinan umat Islam dalam menjalani ibadah di bulan suci Ramadhan.

Tidak hanya itu, ‘Selapanan’ juga menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Tradisi ini mengajarkan pentingnya menjaga silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan di antara anggota masyarakat.

Tradisi Selapanan saat Ramadhan

Meskipun suasana Ramadhan ditandai dengan puasa dan ibadah yang khusyuk, ‘Selapanan’ memberikan warna yang berbeda dengan nuansa kegembiraan dan kebersamaan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam Islam, kebahagiaan dan kebersamaan tidak terpisahkan dari ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.

Bagi masyarakat Yogyakarta, ‘Selapanan’ bukan sekadar sebuah tradisi, tetapi juga simbol kecintaan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam suasana Ramadhan yang penuh berkah, tradisi ini mengingatkan kita akan pentingnya memperingati hari kelahiran Nabi dengan penuh rasa syukur dan kebersamaan.

Baca juga: Malam Nuzulul Quran di Yogyakarta Sebagai Tradisi di Bulan Ramadhan

Dengan ‘Selapanan’, masyarakat Yogyakarta memperlihatkan kepada dunia bahwa kebersamaan, kecintaan kepada Rasulullah, dan ibadah yang khusyuk adalah bagian integral dari budaya dan tradisi mereka. Semoga tradisi ini terus dilestarikan dan memberikan manfaat yang besar bagi semua yang merayakannya.

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Jana Dharma Indonesia menyediakan skema sertifikasi Tour Leader yang resmi mengeluarkan sertifikat BNSP. Daftarkan diri Anda sekarang dan jadilah kompeten!

Untuk informasi lebih lanjut dan proses pendaftaran, hubungi kami:

WhatsApp : +6281215017975
Telp : 0274 543 761 (Ninda)
Instagram : @jana_dharma_indonesia
Email : lspp.janadharmaindonesia@gmail.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *